Teringat kembali pada beberapa bulan yang lalu, di siang hari yang amat terik, matahari sudah sampai di atas kepala. Hal ini membuat Angga berkeringat sejak keluar dari kostannya dan jalan kaki sampai ke kampus, belum lagi ini mendekati akhir bulan dimana membuat Angga sejenak berpikir tentang keuangannya. Beberapa menit sampai di kampus dan masuk kelas, Angga langsung fokus memperhatikan dosen yang sedang menerangkan. Hanya sebentar perkuliahan hari ini, sehingga ia tidak terlalu lama di kampus.
Ketika pulang ke kostannya, Angga dibangunkan dengan suara meteran listrik di depan kamarnya yang menandakan token listrik akan habis dan mati. Angga terburu-buru langsung pergi ke ATM terdekat untuk melihat saldo. Rp. 20.000, Angga kemudian melihat dompet yang berisi 3 lembar uang kertas yang totalnya Rp. 30.000. Hanya total Rp. 50.000 mana cukup untuk membeli pulsa token listrik, belum lagi kebutuhan lainnya akan habis akhir bulan ini. 5 hari lagi Angga baru ditransfer orang tuanya, dan itu membuat Angga terdiam sejenak.
Hari sudah mulai sore, Angga akhirnya menghemat listrik dengan mematikan lampu, mencabut kabel yang tersambung dengan stop kontak yang tidak sedang dipakai demi bisa charge handphone selama 5 hari kedepan. Tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamarnya dan segeralah Angga membuka pintu dan ternyata yang mengetok adalah penjaga kostan.”Kok gelap-gelapan Mas?” tanya Pak Bondan sambil mengintip sudut kamar Angga yang masih diterangi sedikit cahaya dari matahari. Biasa pak, akhir bulan belum dapat kiriman dari orang tua” kata Angga sambil menunjuk meteran listrik yang berbunyi dengan muka yang agak malu. Angga kembali duduk terdiam di kamar, untung saja batere handphonenya masih 80%. Hari sudah menjelang malam dan matahari pun mulai tenggelam. Hanya cahaya dari handphone yang menyinari wajah Angga sambil melihat-lihat aplikasi yang ada di handphonenya, tidak tau apa yang akan Angga lakukan malam ini.
Menjelang pukul 7 malam, Reno datang ke kostan Angga dengan niatan untuk mengajak makan dan sekedar main. Melihat kondisi kamar Angga yang gelap, Reno pun terkejut dan merasa kasihan kepadanya. “Mending pindah aja ke kostan yang lebih murah, besok gue temenin cari” ucap Reno, Angga pun hanya mengangguk untuk menandakan setuju. Setelah itu, Angga mengikuti ajakan Reno keluar kostan untuk mencari angin dan menemani Reno makan malam. Sampai di kostan Angga, Reno pun menjelaskan bahwa di kostan Reno sudah tidak lagi menggunakan meteran listrik dan tidak perlu membayar listrik setiap bulannya. Tetapi kostan yang ditempati Reno sudah penuh dipesan sampai beberapa bulan kedepan. Setelah mencari tahu, ternyata kostan yang ditempati Reno memakai Solar Panel, sehingga lebih hemat listrik. Mengetahui hal tersebut, Angga pun mencoba membujuk Pak Bondan selaku penjaga kostan untuk menggunakan apa yang sudah dijelaskan oleh Reno. “Pak, kostan temen saya udah ngga pake token-token lagi. Kostannya sekarang pake Solar Panel, jadi lebih hemat. Bapak gak mau pakai Solar Panel aja? Biar lebih hemat dan banyak yang mau kost disini” tanya Angga kepada Pak Bondan yang baru mengetahui apa itu Solar Panel.
“Alat apa itu mas? Saya baru tau ada yang namanya Solar Panel” tanya Pak Bondan dan dijawab oleh Reno “Solar Panel ini pokoknya alat yang biasa di atas atap rumah yang bisa menghasilkan listrik tapi pakai energi matahari pak, lebih hemat sama ramah lingkungan dan alat ini bisa dipakai sampai 20 tahunan kira-kira begitu pak.” Untuk lebih menjelaskan lagi tentang Solar Panel ini ke Pak Bondan, Reno pun menambahkan lagi, Solar Panel walaupun pakai energi matahari untuk menyalurkan listrik tetapi Solar Panel masih bisa dipakai saat malam hari karena Solar Panel ini bisa menyimpan energi listriknya sendiri dan ada baterenya untuk menyimpan energi tersebut. Jadi ibaratnya, kalau siang hari Solar Panel ini sedang di charge pakai sinar matahari. Jadi modelnya seperti handphone aja begitu. Lalu, Pak Bondan pun mulai mengerti namun diraut wajahnya masih menandakan sikap ketidak tertarikannya dengan alat yang bernama Solar Panel ini.
Kemudian beberapa bulan pun berlalu, Angga kini akhirnya sudah pindah ke kostan yang memiliki fasilitas yang lebih modern dan salah satunya kostannya di dukung kelistrikannya dengan menggunakan Solar Panel. Angga pun tidak ada lagi mengeluhkan pembayaran listrik di akhir bulan karena sekarang bisa lebih hemat dengan Solar Panel tersebut. Dalam beberapa bulan ini pun beberapa kostan di dekat kampusnya sudah mulai beralih dari listrik token menjadi memakai Solar Panel. Lalu, Angga pun kemudian bertemu kembali dengan Pak Bondan yang tidak lain adalah penjaga kostannya yang dulu. “Eh mas Angga, apa kabar? Sekarang tinggal dimana? Ngomong-ngomong sekarang kostan saya juga sudah pakai Solar Panel loh, ternyata pakai token berat juga ya mas dan rumit” ucap Pak Bondan. Angga pun membalas bertanya dimanakah Pak Bondan memasang Solar Panelnya. Pak Bondan pun menjawab bahwa ia memasang Solar Panelnya lewat REEF. Angga pun senang karena Pak Bondan akhrinya mendengarkan saran dari Reno temannya untuk memakai Solar Panel melalui REEF. Karena REEF merupakan aplikasi financing berbasis Blockchain yang dapat memudahkan konsumen untuk memperoleh Solar Panel dari perusahaan JSKY selalu produsen Solar Panel tersebut, tentunya dengan sistem cicilan bertahap sehingga biayanya pun tidak begitu berat.
Oleh karena itu, REEF adalah solusi anda untuk mempermudah aliran listrik di kehidupan anda di zaman modern seperti ini dan salah satu cara untuk memanfaatkan panasnya matahari yaitu lewat penyediaan Solar Panel. Dengan mengubah gaya hidup anda dan beralih ke Solar Panel, anda minimal sudah turut membantu dalam kelestarian lingkungan. Tentunya dengan misi menjangkau seluruh masyarakat Indonesia untuk beralih ke Renewable Energy. Yuk mulai beralih dan pasang Solar Panel ini melalui REEF! Ingin tahu lebih banyak, langsung saja klik www.reef.id untuk informasi selengkapnya.